Senin, 13 Juni 2022

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 


“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun

mengajarkan mereka apa yang

berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert


    Guru di sekolah tidak hanya berperan mengajarkan sebuah materi kepada murid, namun yang lebih penting dari itu adalah bagaimana materi yang diajarkan tersebut bermakna bagi kehidupan murid. Mengajarkan kepada anak  bagaimana menghitung tentu itu hal yang baik, namun akan lebih bermakna dan berharga apabila anak mengetahui manfaat dari kemampuan menghitung itu bagi kehidupannya kelak. 


    Hal inilah yang perlu dipahami oleh semua pendidik di sekolah. Tak hanya berpatokan pada sisi akademik atau nilai semata, namun lebih penting dari itu adalah penerapan materi yang dipelajari di kelas dengan apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.


    Terkait dengan hal itu, maka dalam Pendidikan Guru Penggerak, dipelajari tentang bagaimana guru dapat mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar penerapan ilmu yang dipelajari anak nantinya dapat benar-benar bermakna bagi kehidupannya kelak. 


    Seringkali kita menemui beragam permasalahan di sekolah, baik itu permasalahan yang terkait dengan murid, sarana prasarana ataupun hubungan antar warga di sekolah. Nah ketika menghadapi hal ini, guru dituntut untuk dapat mengambil keputusan yang tepat agar pembelajaran tetap dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Tak jarang, permasalahan tersebut mengandung bujukan moral ataupun dilema etika. Kemampuan guru mengambil keputusan benar-benar akan teruji di sini. Perlu adanya langkah-langkah pengambilan keputusan  yang dilakukan oleh guru agar keputusan yang diambil nantinya dapat diterima oleh semua pihak, terutama pihak yang terlibat dalam permasalahan.


    Ketika menemui sebuah permasalahan di lingkungan sekolah, maka guru perlu melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan agar dapat menghasilkan keputusan yang bijak dan diterima oleh semua pihak. Tentunya, langkah-langkah pengambilan keputusan ini juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh guru, yaitu terkait nilai moral, agama dan budaya. Misalnya dalam menghadapi kasus/masalah yang terkait dengan bujukan moral atau dilema etika, guru tentu akan berpatokan pada nilai-nilai yang diyakininya.

    

     Kasus/masalah bujukan moral terjadi apabila berkaitan dengan tindakan benar dan salah secara hukum. Sementara kasus/masalah dilema etika berkaitan dengan dua pilihan yang keduanya secara moral adalah hal yang benar, namun harus dipilih salah satu yang paling tepat. Ketika memilih sebuah pilihan dalam pengambilan keputusan, hendaknya mempertimbangkan bahwa keputusan yang diambil oleh guru ini tetap memprioritaskan kepada kepentingan murid. Selain itu keputusan yang diambil oleh guru haruslah berdampak pada lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman serta aman bagi murid. Pratap triloka pada filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara yaitu ‘Ing Ngarso Sung Tulodho, ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani’ harus benar-benar tertanam dalam jiwa guru. Semua ini dalam upaya agar kita dapat menuntun segala kodrat yang dimiliki anak sehingga anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembuatan Mading Prasapa (PMR Wira SMAPA) sebagai Sarana untuk Mengkomunikasikan Kegiatan Ekstrakurikuler PMR Wira SMAPA kepada Warga Sekolah

“Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-ting...