Senin, 29 Juli 2019

Menulis Itu Mudah


Menulis Itu Mudah
Oleh Fithriyah, M.Pd.

             Bagi seorang guru, menulis sudah menjadi sebuah keharusan di masa kini. Dalam peraturan Permenegpan RB Nomor 16 tahun 2009  dijelaskan bahwa untuk kenaikan pangkat guru mulai pangkat IIIB ke atas, disyaratkan untuk memiliki publikasi ilmiah. Syarat kenaikan pangkat ini seringkali dianggap sebagai sebuah momok bagi guru, terutama yang sama sekali tidak pernah menuliskan gagasannya ke dalam tulisan.
          Akibatnya, banyak ditemui karya tulis yang diajukan dalam kenaikan pangkat itu bukan benar-benar karya guru, akan tetapi merupakan karya hasil copas dari karya orang lain (plagiat). Lebih daripada itu, banyak juga kasus karya tulis ilmiah sengaja “dibuatkan” oleh  orang lain dengan membayar sejumlah uang. Tentu, fakta ini menjadi keprihatinan kita semua. Betapa pun juga, guru adalah sosok orang terdidik yang semestinya bisa membuat karya tulis sendiri.
            Sebagian guru bahkan merasa ‘tidak bisa menulis’ sebelum benar-benar berusaha mencoba menulis. Jadi, hal itu sebenarnya lebih kepada masalah ‘mental blok tidak bisa menulis’ yang dimiliki oleh sebagian guru. Mental block inilah yang harus diubah terlebih dahulu. Percayalah bahwa kita bisa menulis asal mau berusaha. Seringkali juga guru merasa tidak punya ide untuk ditulis atau tidak tahu bagaimana memulai untuk menulis. Yang seperti ini hanya masalah kebiasaan semata, bisa dilatih agar lancar menulis.
           Tulisan saya berikut ini akan mengupas bahwa sejatinya menulis bukan sesuatu yang harus ditakuti, apalagi dibenci. Justru harusnya, seorang guru yang setiap hari mengajar dan mendidik, memiliki banyak ide yang bisa dituangkannya menjadi sebuah karya tulis.  Tentu saja, kemampuan itu tidak serta merta dimiliki guru. Ada langkah-langkah yang harus dilakukannya agar seorang guru memiliki keterampilan menuliskan gagasannya.

Pentingnya Motivasi Untuk Menulis
Sebelum membahas tentang bagaimana teknis menemukan ide, merumuskan judul hingga menjadi sebuah karya, ada hal penting terkait mental menulis yang perlu dipahami. Ini sangat memengaruhi semangat seseorang dalam menulis. Yaitu tentang pentingnya seseorang menemukan sebuah alasan untuk menulis. Alasan untuk menulis ini bisa jadi berbeda-beda pada masing-masing orang. Ketika sebuah alasan untuk menulis sudah ditemukan, maka hal itu akan membuat seseorang itu akan termotivasi untuk menulis dan terus menulis. Carilah alasan yang paling kuat untuk menulis agar semangat menulis terus ada dan terpelihara. Ini saya sampaikan di awal pembahasan tentang motivasi menulis.


                           Ilustrasi Materi Menulis Itu Mudah

Saya sendiri awalnya menulis hanya karena hobby. Namun seiring waktu, kini saya tahu bahwa menulis karena menyalurkan hobby bukanlah alasan yang kuat untuk menjadikan diri seorang penulis yang produktif. Masalahnya, hobby biasanya dilakukan saat kita merasa senang melakukannya dan ini sangatlah tergantung dari ‘mood’. Jika ‘mood menulis’ sedang baik maka akan menulis, namun jika sedang tak ada mood menulis (bad mood) maka tak kan bisa menulis. Lebih daripada itu, menulis karena menyalurkan hobby biasanya tidak memiliki target apapun. Asalkan sudah menulis ya sudah selesai.
Tentu saya tak ingin seperti itu. Saya ingin menjadi penulis yang produktif menghasilkan karya. Sebisa mungkin menulis sesuatu yang bisa diambil manfaatnya oleh orang lain. Ini berarti tidak boleh asal-asalan dalam menulis. Tulisannya tentu harus berupa tulisan yang bermakna. Bermakna di sini bisa berarti mengandung sebuah ilmu atau gagasan yang bermanfaat untuk orang lain. Tentu bukan berarti kita merasa lebih segalanya dari orang lain, namun berbagi sedikit yang kita punya, tentu akan lebih baik daripada kita tak mau membagikan apa yang kita punya.
Menulis juga sebuah upaya untuk berdakwah, menyampaikan ilmu yang kita ketahui dan pahami kepada orang lain. Dalam agama Islam, kita diwajibkan menyampaikan kepada orang lain walau hanya satu ayat. Kita berusaha mengajak orang lain untuk bersama-sama berupaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Selain itu, menulis juga sebagai salah satu upaya untuk menasehati diri sendiri. Ketika kita menuliskan sesuatu (berupa sebuah ilmu/nasehat), maka hal itu membuat kita memiliki beban moral untuk bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena setiap apa yang kita tuliskan tentu harus dapat kita pertanggungjawabkan. Jadi jika kita menuliskan sebuah kebaikan, kita juga harus berupaya melakukannya. Ini menjadikan diri kita senantiasa berproses untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Menulis diartikan juga  bekerja untuk keabadian. Jika kita meninggalkan dunia ini, maka salah satu yang bisa dikenal orang adalah melalui tulisan-tulisan yang kita buat. Walau kita sudah tiada, tulisan kita masih bisa dibaca orang lain dan itu akan membuat kita tetap dikenal dan dikenang. Seperti yang pernah disampaikan oleh penulis ternama Pramoedya Ananta Tour “Orang boleh pandai setinggi langit, namun selama ia tak menulis, maka ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah”.

Apa yang kita Tulis?
            Yang paling mudah adalah menuliskan segala sesuatu yang dekat dengan diri kita sendiri. Mulailah menulis tentang aktivitas kita sehari-hari, tentang apa yang kita rasakan dan tentang apa yang kita alami. Sebagai seorang guru yang setiap saat berinteraksi dengan murid, tentu ada banyak kejadian, sesuatu yang unik, yang kita temui. Apabila hal itu kita tulis, bisa jadi akan menjadi inspirasi buat orang lain.
            Pengembangan materi yang kita ajarkan di kelas, juga sangat mungkin bisa ditulis dan bisa diambil inspirasinya oleh orang lain. Ketika akan menuliskan hal ini, memang membuat kita akan lebih peka terhadap kejadian yang kita alami.

Agar Motivasi Menulis tetap Terjaga
            Agar semangat menulis tetap kita miliki, maka  kita perlu berkumpul dengan orang-orang yang memiliki misi atau tujuan yang sama. Salah satu caranya adalah berkumpul di berbagai group-group kepenulisan yang banyak terdapat di Facebook, WA, telegram dan lain sebagainya. Semua itu untuk menjaga agar semangat menulis tetap kita miliki. Akan lebih baik juga apabila kita memiliki mentor. Mentor inilah yang akan memberi arahan ketika ada sesuatu yang harus diperbaiki dari tulisan kita. 


Bekali diri dengan Ilmu Kepenulisan
            Agar kita bisa lancar dalam menulis, maka kita perlu membekali diri dengan ilmu kepenulisan. Kita perlu belajar tentang bagaimana membuat judul yang baik, bagaimana menyusun kalimat yang efektif, mempelajari tanda baca yang benar dan seterusnya. Aturan dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) harus dijadikan pedoman bagi semua penulis. Untuk memperbanyak kosakata, kita perlu sering membaca kamus. Milikilah KBBI online yang bisa dengan mudah diinstal di handphone kita.
           
Publikasikan Tulisan Kita
            Setelah kita menulis, maka hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalah mempublikasikan tulisan kita agar dibaca oleh orang lain. Saat ini, tidaklah sulit untuk mempublikasikan tulisan kita. Untuk langkah awal, kita bisa mulai memposting tulisan itu di media sosial semacam facebook, blog atau yang lainnya. Dengan demikian, kita bisa mendapat apresiasi dari pembaca dalam bentuk komentar, kritik, saran dan seterusnya.
            Dari berbagai komentar dan kritik ataupun saran dari pembaca itulah kita bisa memperbaiki tulisan kita. Apabila hal ini kita lakukan secara kontinu, maka tulisan kita akan semakin meningkat kualitasnya.  Lebih baik lagi apabila kita memiliki kenalan seorang yang mumpuni dalam hal editing karya (seorang editor). Kita bisa meminta bantuannya untuk memeriksa tulisan kita. Biasanya seorang editor memiliki ketelitian yang lebih tinggi ketika memeriksa karya seseorang.
            Demikian yang dapat saya tuliskan tentang “Menulis Itu Mudah”. Selamat berlatih menulis.

Note:
Tulisan ini sejatinya adalah rangkuman dari tugas pertama saya dalam pelatihan Virtual Coordinator Batch 3 VC Indonesia Jatim 6.  Disampaikan menggunakan webex.com yang difasilitasi oleh SEAMEO SEAMOLEC. 
Rekaman dari tugas pertama ini bisa dilihat di youtube, pada link berikut 
https://youtu.be/o-IaxKibJ3k


Pembuatan Mading Prasapa (PMR Wira SMAPA) sebagai Sarana untuk Mengkomunikasikan Kegiatan Ekstrakurikuler PMR Wira SMAPA kepada Warga Sekolah

“Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-ting...