Sekolah adalah
sebuah ekosistem yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi. Interaksi antara komponen biotik dan abiotik tersebut apabila
dikelola dengan tepat, maka akan dapat mendukung proses pembelajaran secara
maksimal. Dengan demikian, semua potensi yang dimiliki warga sekolah, akan
dapat berkembang secara maksimal dan sekolah dapat menjadi tempat belajar yang
nyaman dan berkualitas.
Terdapat dua
strategi atau pendekatan yang digunakan dalam mengelola sumberdaya, yaitu:
a. Defisit
Based Thinking (Berpikir Berbasis Masalah)
b. Asset
Based Thinking (Berpikir Berbasis Aset)
Defisit Based
Thinking lebih memfokuskan pada masalah utama/isu, mengidentifikasi
kebutuhan/kekurangan, fokus mencari bantuan/sponsor dan selalu menanyakan apa
saja yang kurang di sekolah. Sementara Asset Based Learning lebih fokus pada
kekuatan/aset yang dimiliki, membayangkan masa depan, berpikir tentang
kesuksesan, kekuatan untuk meraih kesuksesan dan merancang aksi sesuai visi dan
kekuatan. Dengan demikian, pendekatan Berpikir Berbasis Aset (Aset Based
Thinking) dianggap lebih tepat untuk digunakan dan lebih memberikan aura/sisi
positif sekolah dan menggunakannya untuk
memaksimalkan aset agar lebih berdaya guna.
PEMIMPIN
PEMBELAJARAN
Apa yang dimaksud Pemimpin Pembelajaran
dalam Pengelolaan Sumberdaya?
Pemimpin Pembelajaran
yaitu seseorang yang mampu memetakan semua sumberdaya yang ada di sekitarnya
untuk menunjang proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
bermakna (berkualitas).
Materi ini sangat
berkaitan erat dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara yang menekankan bahwa kita, para
guru hendaknya dapat menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Agar dapat menuntun kodrat anak
tersebut, guru harus cerdas dalam mengelola dan menggali kemampuan muridnya,
menyesuaikan dengan kodratnya agar dapat nyaman dan bahagia dalam proses
belajarnya.
Materi ini juga
terkait dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak. Guru Penggerak diharapkan
memiliki nilai berpihak pada anak, mandiri, kolaboratif, inovatif dan
reflektif. Nilai guru penggerak tersebut menjadi nilai positif yang digunakan
untuk mengelola Sumberdaya agar tepat guna dan tepat sasaran. Guru Penggerak
diharapkan mampu menjadi pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan
murid.
Terkait dengan
Pembelajaran yang berdampak pada murid, yaitu Pembelajaran Berdiferensiasi dan
Pembelajaran Sosial dan Emosional, maka materi pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya
ini juga sangat relevan. Pengelolaan sumberdaya diharapkan bisa menyesuaikan
dengan bakat dan minat murid sehingga diperoleh pembelajaran yang berkualitas.
Kompetensi Sosial dan emosional juga sangat diperlukan agar dapat membantu
menanggulangi stress yang mungkin terjadi pada anak.
Pengelolaan
sumberdaya ini menjadi bagian penting
dalam upaya melakukan Coaching. Coaching diperlukan sebagai upaya menemukan
solusi dari masalah yang dihadapi anak terkait dengan pemanfaatan sumberdaya.
Pengelolaan
sumberdaya juga berkaitan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Agar dapat berperan sebagai pemimpin pembelajaran, maka seorang
pemimpin harusnya juga dapat mengelola sumberdaya dengan tepat.
Dalam Inkuiri
Apresiatif dengan langkah BAGJA, maka seorang pemimpin harus dapat memetakan
sumberdaya terlebih dahulu sebelum melakukan langkah perubahan dengan manajemen
BAGJA. .
SEBELUM dan SETELAH Mempelajari Modul ini
Mindset saya banyak mengalami perubahan.
Yang tadinya selama ini pola pikir saya lebih cenderung melihat permasalahan
terlebih dahulu, kini berubah lebih cenderung untuk melihat potensi yang ada.
Dulu hampir tak pernah terpikir untuk memaksimalkan potensi terlebih dahulu.
Kini cenderung lebih fokus pada aset dan kekuatan serta mampu mengorganisasikan
kompetensi dan sumberdaya yang dimiliki sekolah.
HARAPAN
Setelah mempelajari modul ini, dengan perubahan mindset, maka saya berusaha agar dapat menjadi guru yang lebih mampu menuntun siswa, lebih mampu mengelola emosi, dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Serta memiliki skil Coaching, mampu melakukan pemetaan aset dan kekuatan baik yang dimiliki oleh diri sendiri maupun oleh sekolah untuk dapat menciptakan ekosistem belajar yang wellbeing. Dengan demikian akan terwujud pembelajaran yang berdampak pada murid dengan merdeka belajar dan terciptanya Profil Pelajar Pancasila.
Berikut ini Prakarsa Perubahan kecil di kelas yang akan saya lakukan
PRAKARSA PERUBAHAN |
Siswa
dapat menunjukkan hasil belajar mereka dengan menciptakan berbagai macam
bentuk karya |
|
TAHAPAN |
Pertanyaan |
Daftar
tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban |
B-uat
pertanyaan (Define) ●
Membuat
pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/
peluang; ●
Menggalang
atau membangun koalisi tim perubahan |
Bagaimana
siswa dapat menunjukkan hasil belajar mereka dalam bentuk karya yang
bervariasi? |
Guru
perlu mengarahkan agar siswa dapat membuat karya dari hasil belajar mereka.
Bentuk karya disesuaikan dengan
potensi masing-masing siswa. |
A-mbil
pelajaran (Discover) ●
Menyusun
pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat
investigasi; ●
Menentukan
bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok
kecil/besar, survei individu, multi unsur |
Bentuk
karya apa saja yang mungkin bisa dibuat siswa? Bagaimana
karya itu bisa dilihat oleh teman lainnya sehingga murid merasa tertantang
untuk membuat sebaik mungkin? |
Guru
mendata minat dan potensi siswa.
Guru
memberi penugasan terkait materi yang dipelajari. Guru
mengarahkan agar siswa dapat memposting karyanya di media sosial. |
G-ali
mimpi (Dream) ●
Menyusun
deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud; ●
Mengalokasikan
kesempatan untuk berproses bersama, multiunsur (kapan, di mana, siapa saja). |
Bagaimana perasaan
siswa apabila karyanya bisa dilihat
oleh banyak orang? Apakah hal ini akan
membuat siswa makin termotivasi untuk
berkarya? |
Guru
menugaskan siswa untuk memposting karyanya di media sosial dan menandai akun
gurunya. Siswa
merasa bangga apabila karyanya bisa dilihat
oleh banyak orang dan makin termotivasi untuk berkarya |
J-abarkan
rencana (Design) ●
Mengidentifikasi
tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil
sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan
memudahkan keseluruhan pencapaian; ●
Menyusun definisi
kesuksesan pencapaian |
Apakah
guru dapat memberikan tugas yang mengarah pada diferensiasi produk?
Apakah guru dapat
meminta siswa memilih satu topik yang dikuasai untuk dibuat sebuah karya?
Dapatkah Bentuk
karya disesuaikan dengan minat dan kompetensi siswa? |
Guru melakukan
pemetaan kebutuhan siswa. Guru memfasilitasi
kebutuhan siswa yang beraneka ragam dengan memberikan konten materi yang
bervariasi. Guru Melakukan
pembelajaran berdiferensiasi dan memberikan tugas yang mengarah pada diferensiasi produk. Guru mengarahkan
siswa untuk memilih satu topik yang lebih diminati siswa untuk dieksplor. Siswa membuat karya
dari topik yang dipilih. Kesuksesan
Pencapaian: Diharapkan akan muncul karya yang bervariasi dari hasil belajar
siswa |
A-tur
eksekusi (Deliver) ●
Menentukan
siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan; ●
Mendesain
jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: SOP, knowledge management,
monev/refleksi) |
Apakah
Guru BK bisa diminta bantuan oleh guru matpel untuk mengetahui kebutuhan dan
minat siswa? Guru
matpel, berperan melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi Siswa,
sebagai pusat pembelaaran. |
Guru
BK dapat dilibatkan untuk membantu guru memetakan kebutuhan dan minat siswa.
Guru matpel memimpin
proses pembelajaran berdiferensiasi Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. |